Perbedaan
Metode Kerja Kelompok Dan Pemberian Tugas Individu Terhadap Hasil Belajar
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah sebuah sistem yang
didalamnya tercakup berbagai komponen atau subsistem yang memiliki hubungan
antara komponen yang satu dengan yang lainnya yang bersifat fungsional.
Keberhasilan pendidikan ditentukan oleh fungsi masing-masing subsistem pendidikan.
A.
VARIABEL PENELITIAN DAN
DEFINISI OPERASIONAL
1.
Variabel Penelitian
Penelitian
eksperimen ini melibatkan beberapa variabel yang dapat dikelompokkan sebagai
berikut.
a. Variabel Terikat ( Y )
Variabel terikat dalam penelitian
ini adalah hasil belajar siswa.
b. Variabel Bebas ( X )
Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah metode kerja kelompok (X1)yang dikenakan pada
kelompok eksperimen, sedangkan kelompok control menggunakan metode penugasan
(X2).
c. Variabel Moderator
Variabel
moderator dalam penelitian ini adalah penalaran formal siswa. Penggunaan
penalaran formal sebagai variabel moderator dimaksudkan untuk menganalisis efek
lugas (simple effect)
2.
Definisi Operasional
Untuk
menggambarkan secara lebih operasional variabel dalam penelitian ini, berikut
dikemukakan definisi operasional masing-masing variabel tersebut.
a.
Metode kerja kelompok
Metode
kerja kelompok adalah metode mengajar dengan mengkondisikan peserta didik dalam
suatu grup atau kelompok sebagai satu kesatuan dan diberikan tugas untuk
dibahas dalam kelompok tersebut.
b.
Metode Penugasan
Model
belajar konstruktivis adalah model belajar yang titik tolaknya didasarkan pada
konsepsi yang dimiliki oleh siswa (prior knowledge). Kegiatan
pembelajaran dilakukan dengan mengadakan konflik kognitif dan diskusi kelas
untuk mereduksi miskonsepsi yang muncul pada siswa.
c.
Hasil Belajar
Hasil belajar
adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman
belajarnya (Sudjana, 2004 : 22).
Dari
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan,
sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang
diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam
kehidupan sehari-hari.
B.
RANCANGAN PENELITIAN
Rancangan
eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non Random Pre-tes
Post-test Control Group. Dalam rancangan ini, pengambilan subyek
tidak dilakukan secara rambang. Rancangan ini dipilih karena selama eksperimen
tidak memungkinkan untuk mengubah kelas yang telah ada. Pra tes digunakan untuk
menyetarakan pengetahuan awal kedua kelompok sedangkan post tes digunakan untuk
mengukur miskonsepsi siswa setelah diberi perlakuan (Campbell 1966 : 47).
A.
Rancangan eksperimennya
disajikan pada tabel 3.2 berikut.
Kelompok
|
Pra
Tes
|
Treatment
|
Post
Tes
|
Eksperimen
|
T1
|
X
|
T2
|
Kontrol
|
T1
|
0
|
T2
|
Keterangan
: X = T2
= post tes (tes diagnostik)
Rancangan
analisis penelitian ini adalah rancangan faktorial 2X2. Faktor pemilahnya
adalah variabel moderator penalaran formal siswa. Pemilahan dibagi atas dua
tingkatan yaitu penalaran formal di atas rata-rata kelompok (27 % dari atas)
dan di bawah rata-rata kelompok (27 % dari bawah ) setelah data diurutkan dari
yang paling besar ke yang paling kecil.
C.
METODE PENGUMPULAN DATA
DAN INSTRUMEN
Dalam
penelitian ini digunakan enam macam instrumen yang meliputi : a) instrumen yang
berfungsi sebagai pendukung pembelajaran dalam kelas yaitu guru kelas, satuan
pelajaran dan modul strategi pengubahan konsepsi, (b) instrumen yang digunakan
untuk mengukur variabel moderator yaitu tes penalaran formal, dan (c) instrumen
yang digunakan untuk mengukur variabel terikat yaitu tes diagnostik dan pedoman
interview klinis siswa.
a.
Modul Strategi Pengubahan Miskonsepsi
Modul
ini adalah modul kecil yang terdiri dari uraian materi yang memuat
konsep-konsep esensial yang mengacu pada konsepsi awal siswa yang telah
dijaring sebelum pembelajaran dilaksanakan.
b.
Tes Diagnostik
Tes
diagnostik ini disusun oleh peneliti dengan berpedoman pada Kurikulum Berbasis
Kompetensi mata pejaran matematika tahun 2001 dari Pusat Kurikulum. Tipe soal
adalah pilihan ganda. Tes ini digunakan sebagai tes awal untuk melihat prior
knowledge siswa dan tes akhir untuk mengetahui perbedaan miskonsepsi
kelompok kontrol dan eksperimen. Melalui alat ini diharapkan dapat
mengungkapkan data penguasaan siswa terhadap konsep-konsep matematika untuk
pokok bahasan tekanan. Ranah kognitif yang diukur mengikuti taksonomi Bloom
yang meliputi ingatan (c1), pemahaman (c2) dan aplikasi (c3). Untuk menjamin
validitas isi (content validity) dilakukan dengan menyusun kisi-kisi
soal, sehingga akan tersusun secara proporsional
Dimana
: Xp = rata-rata skor testi yang menjawab
Xt
= rata-rata skor total untuk semua testi
st
= simpangan baku skor total setiap testi
p
= proporsi testi yang dapat menjawab benar butir soal yang
bersangkutan
(Guilford, 1973 : 416)
Dimana
: k = banyaknya butir soal
p
= proporsi peserta tes yang menjawab dengan benar.
q
= 1 – p
Untuk
menganalisis daya beda butir soal digunakan rumus :
Dimana
:
ULI
= Upper Low Indek
Ru
= Banyaknya subyek kelompok atas yang menjawab benar
RL
= Banyaknya subyek kelompok bawah yang menjawab benar
f
= Banyaknya masing-masing golongan
Kriteria
: daya beda yang baik berkisar antara 0.4 – 0.8
Sedangkan
untuk uji tingkat kesukaran dicari dengan rumus :
dimana
:
DK
= derajat kesukaran
nL
= jumlah kelompok bawah
nH
= jumlah kelompok atas
Kriteria
: tingkat kesukaran yang baik berkisar antara 25% – 75%
c. Tes Penalaran Formal
Seperti
yang telah dikemukakan bahwa penalaran formal siswa adalah kapasitas siswa
untuk melakukan operasi-operasi formal yang meliputi : berpikir kombinatorial,
berpikir proporsi, berpikir koordinasi, berpikir keseimbangan mekanik, berpikir
probabilitas, berpikir korelasi, berpikir kompensasi dan berpikir konservasi.
Sebelum
instrumen ini digunakan maka diteliti dulu kualitasnya melalui uji coba.
(Sutrino Hadi, 1991:38)
Dimana
: Xp = rata-rata skor testi yang menjawab benar
Xt
= rata-rata skor total untuk semua testi
st
= simpangan baku skor total setiap testi
p
= proporsi testi yang dapat menjawab benar butir soal yang
6.
Pedoman interview klinis siswa
Pedoman
ini dibuat untuk menjaring konsepsi awal siswa berkaitan dg pokok bahasan
tekanan secara lebih mendalam. Pedoman interview klinis ini dilaksanakan
setelah diadakan pra tes tetapi sebelum pembelajaran dilaksanakan.
Langkah-langkah
dalam pelaksanaan interview klinis ini dengan memanggil secara random 5 orang
siswa pada kelas eksperimen untuk diwawancarai secara mendalam berkaitan dengan
pengetahuan awal yang telah dimilikinya.
Pelaksanaan
interview klinis ini tidak dilaksanakan di kelas tetapi menggunakan ruangan
khusus agar siswa memberikan jawaban secara lugas dan terbuka.
D.
METODE ANALISIS DATA
1.
Uji Prasyaratan
Analisis
Uji
normalitas dilakukan terhadap data miskonsepsi yang diberikan metode
pembelajaran konstruktivis baik secara keseluruhan maupun berdasarkan penalaran
siswa. Uji normalitas data tersebut menggunakan uji Lilliefors terhadap enam
kelompok data.
Kelompok
pertama adalah data miskonsepsi siswa dengan yang mengikuti model
konstruktivis. Kelompok kedua, data miskonsepsi yang memiliki penalaran formal
tinggi yang mengikuti model konstruktivis.
Untuk
menguji homogenitas varian antar kelompok digunakan uji Bartlett. Uji Bartlett
dilakukan terhadap empat kelompok data. Kiteria pengujian varians homogeny jika
c2 hitung < c2 tabel pada taraf signifikansi 5 % dengan derajat kebebasan (k
– 1). ( Sujana , 1982 : 262).
Ringkasan
uji Bartlett disajikan pada tabel 3.6.
1.
Validitas butir diperoleh dengan :
N : Jumlah responden orelasi product moment yaitu :
X : Skor per-butir
Y : Skor Total
rxy : Koefisien korelasi butir soal
Jika rxy > rtabel
maka soal tersebut valid (Arikunto, 2002:72).
2.
Reliabilitas instrumen diketahui dengan metode belah dua
ganjil genap atau awal akhir
dengan ∑p.q adalah jumlah proporsi benar kali proporsi
salah dan Vt adalah varians total.
Jika r11> rtabel maka soal tersebut reliabel (Arikunto,
1998:182).
P = tingkat kesukaran
B = banyaknya jawaban yang sukar
JS = banyaknya siswa siswa tes
Klasifikasi indeks kesukaran soal (Arikunto, 2002:210)
adalah :
- Soal dengan P = 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar.
- Soal dengan P = 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang.
- Soal dengan P = 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah.
3.
Daya pembeda soal, angka yang menunjukkan besarnya
daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D)
D = daya beda
soal
JA = banyaknya siswa kelompok atas
JB = banyaknya
siswa kelompok bawah
BA = banyaknya siswa yang menjawab benar
BB = banyaknya siswa yang menjawab salah
PA = proporsi
jawaban benar dari kelompok atas
PB = proporsi jawaban benar dari kel. bawah
Kalsifikasi D :
0,00 < D < 0,20 maka daya
bedanya jelek.
0,21 < D < 0,40 maka daya
bedanya cukup.
0,41 < D < 0,70 maka daya
bedanya baik.
0,71 < D < 1,00 maka daya
bedanya baik sekali.
Apabila nilai D negatif
semuanya maka tidak baik. Jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif
sebaiknya dibuang saja. (Arikunto, 2002:218).
A.
Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini yaitu merupakan
tahap analisis data untuk menguji hipotesis penelitian.
1. Analisis
Data
χ2 = harga Chi-kuadrat
Oi = frekuensi observasi
Ei = frekuensi harapan
k = banyaknya kelas interval
Kriteria pengujian, jika χ2 hitung ≤ χ2 tabel dengan dk = k – 1, maka data berdistribusi normal
(Sudjana, 1996:273).
Dalam melakukan uji Chi-kuadrat dilakukan langkah-langkah
:
1. Mengelompokkan data dari hasil ulangan akhir
semester dalam bentuk data interval yaitu dengan cara :
a)
Menentukan
rentang yaitu selisih data terbesar dengan data terkecil.
dengan data terkecil atau nilai data yang lebih kecil
dari niai data terkecil, tetapi selisihnya harus kurang dari panjang kelas.
2. Menentukan
simpangan baku dari data interval dengan persamaan
b. Uji
homogenitas populasi
1 mata pelajaran matematika. 1996:261).
Langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut :
1.
Perlu
diketahui bahwa tidak ada satu metode pun yang dianggap paling baik diantara
metode-metode yang lain. Tiap metode mempunyai karakteristik tertentu dengan
segala kelebihan dan kelemahan Masing-masing. Suatu metode mungkin baik untuk
suatu tujuan tertentu tapi mungkin tidak tepat untuk situasi yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar