HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMAN 2 MATARAM
A. PRESTASI
BELAJAR
Prestasi belajar
adalah hasil yang dicapai seorang siswa dalam usaha belajar nya sebagaimana
dicantumkan dalam nilai rapor. Melalui prestasi belajar, siswa dapat mengetahui
kemajuan-kemajuan yang telah dicapai dalam belajar.
Banyak
orang berpendapat untuk meraih prestasi yang tinggi dalam belajar, seseorang
harus memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang juga tinggi. Hal ini
karena inteligensi merupakan bekal potensial yang akan memudahkan dalam
belajar. Hakikat inteligensi adalah kemampuan untuk menetapkan dan mempertahankan
suatu tujuan, dan untuk menilai keadaan diri sendiri secara kritis
dan objektif.
Dalam
kenyataannya, ada siswa yang mempunyai inteligensi tinggi, tetapi memperoleh
prestasi belajarnya yang relatif rendah. Sebaliknya, ada siswa yang walaupun
kemampuan inteligensinya rendah, dapat meraih prestasi belajar yang relatif
tinggi. Itu sebabnya inteligensi bukan merupakan satu-satunya faktor yang menentukan
keberhasilan seseorang, Karena ada faktor lain yang mempengaruhinya.Kecerdasan
intelektual (IQ) hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah
sumbangan faktor kekuatan-kekuatan lain, diantaranya kecerdasan emosional (EQ),
yakni kemampuan memotivasi dir sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan
hati, mengatur suasana hati (mood), berempati serta bekerjasama.
B. KECERDASAN
EMOSIONAL
Pengertian
Salovey
dan Mayer mendefinisikan kecerdasan emosional atau EQ sebagai: “ Himpunan
bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan
sosial yang melibatkan kemampuan pada orang lain, memilah-milah semuanya dan
menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan.”
Kecerdasan
emosional sangat dipengaruhi oleh lingkungan, tidak bersifat menetap, dapat
berubah-ubah setiap saat. Untuk itu, peranan lingkungan terutama orang tua pada
masa kanak-kanak sangat mempengaruhi dalam pembentukan kecerdasan emosional.
Keterampilan EQ bukanlah lawan keterampilan IQ, namun keduanya berinteraksi
secara dinamis, baik pada tingkat konseptual maupun di dunia nyata.
Gardner
mendefinisikan kecerdasan pribadi dalam lima kemampuan utama, yaitu:
1. Mengenali
Emosi Diri
Para
ahli menyebutkan kesadaran diri sebagai metamood, yakni kesadaran seseorang
akan emosinya sendiri. Kesadaran ini berupa waspada terhadap suasana hati
maupun pikiran tentang suasana hati. Apabila kurang, maka individu menjadi
larut dalam aliran dan dikuasai oleh emosi. Kesadaran ini belum menjamin
penguasaan emosi, namun merupakan salah satu prasyarat penting untuk
mengendalikan emosi.
2. Mengelola
Emosi
Mengelola
emosi merupakan suatu kemampuan dalam menangani perasaan agar dapat terungkap
dengan tepat atau selaras sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu.
Emosi berlebihan yang meningkat dengan intensitas terlampau lama
akan mengoyak kestabilan kita. Kemampuan ini mencakup kemampuan untuk menghibur
diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan akibat
-akibat yang ditimbulkannya serta kemampuan untuk bangkit dari
perasaan-perasaan yang menekan.
C. KETERIKATAN
ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMA.
Banyak
usaha yang dilakukan oleh para siswa untuk meraih prestasi belajar agar
menjadi yang terbaik, seperti mengikuti bimbingan belajar. Usaha ini positif,
namun masih banyak dalam mencapai keberhasilan selain kecerdasan intelektual,
faktor tersebut adalah kecerdasan emosional..
Pada
penelitian, buku ini menggunakan sampel SMAN 2 Mataram, yang berkategori
sekolah favorit di NTB, berdasarkan nilai rata-rata rapor tahun pelajaran
2006-2007.
D. METODE
PENELITIAN
a. Metode
Pengumpulan Sampel
Untuk
prosedur pengambilan sampel dengan metode proporsional random
sampling dipergunakan rumus sebagai berikut:
Ni
=
Keterangan
:
ni : jumlah sampel
per sub populasi
Ni : total sub
populasi
N : total populasi
n : Besarnya
sampel
Berdasarkan
kriteria sampel di atas maka diperoleh distribusi sampling sebagai berikut:
Tabel
1 : Disrtibusi Sampling
Kelas
|
2A
|
2B
|
2C
|
2D
|
2E
|
2F
|
Jumlah
|
Populasi
|
40
|
42
|
40
|
38
|
42
|
38
|
240
|
Sampel
|
25
|
26
|
25
|
23
|
26
|
23
|
148
|
b. Metode
Pengumpulan Data
Metode
yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah dengan menggunakan metode skala,
yaitu suatu metode pengambilan data di mana data-data yang di perlukan dalam
penelitian diperoleh melalui pernyatan atau pertanyaan tertulis yang diajukan
responden mengenai suatu hal yang di sajikan dalam bentuk suatu daftar
pertanyaan, dengan menggunakan skala kecerdasan emosional dan metode
dokumentasi.
1. Skala
Kecerdasan Emosional
Skala kecerdasan emosional terdiri dari aspek
mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali
emosi orang lain (empati), bekerjasama dengan orang lain yang berguna untuk
mengukur sejauh mana kecerdasan emosional dipahami kelas 2 Mataram.
Tabel
2 : Blue print Skala kecerdasan Emosional
No
|
Faktor
|
Indikator
|
Nomor Item
|
?
|
|
Favorable
|
Unfavorable
|
||||
1
|
Mengenali Emosi diri
|
a. Mengenali
dan memahami emosi diri
|
1,14,21,25,39
|
6,45,55,65,67
|
10
|
b. Memahami
penyebab timbulnya emosi
|
2,3,38,46,72
|
28,68,77,83,94
|
10
|
||
2
|
Mengelola Emosi
|
a. Mengendalikan
emosi
|
15,22,34,40,51
|
7,56,62,66,78
|
10
|
b. mengekspresikan
emosi dengan tepat
|
4,8,16,47,84
|
29,69,73,79,89
|
10
|
||
3
|
Memotivasi diri sendiri
|
a. Optimis
|
5,17,41,87,90
|
35,57,61,95,97
|
10
|
b. Dorongan berprestasi
|
9,18,58,74,80
|
26,30,42,48,70
|
10
|
||
4
|
Mengenali Emosi orang lain
|
a. Peka terhadap perasaan orang lain
|
10,27,31,42,81
|
12,36,63,85,91
|
10
|
b. mendengarkan masalah orang lain
|
59,75,92,96,98
|
11,23,43,49,100
|
10
|
||
5
|
Membina Hubungan
|
a. Dapat bekerja sama
|
32,53,71,76,88
|
12,20,37,93,99
|
10
|
b. Dapat berkomunikasi
|
13,24,60,64,86
|
33,44,50,54,82
|
10
|
||
Total
|
100
|
2.
Teknik pengumpulan data terhadap
prestasi belajar ini adalah dengan mengambil data yang sudah tersedia, yaitu
nilai IP (indeks prestasi) pada semester satu sebagai objek penelitian yang
merupakan hasil penelitian oleh pihak akademis. Data dari prestasi belajar ini
dikumpulkan dengan cara melihat hasi rapor semester 1 dari seluruh
subjek penelitian. Mata pelajaran kelas II, yaitu pendidikan Agama,PPKN, Bahasa
dan Sastra Indonesia, Sejarah Nasional dan Sejarah Umum, Bahasa Inggris,
Pendidikan jasmani dan kesehatan, Matematika, Kimia, Biologi, Ekonomi,
Sosiologi, dan Geografi.
3. Analisis
Korelasi Antarfaktor
Korelasi antarfaktor dilakukan dengan
mengkorelasikan setiap faktor dengan faktor lainnya dan dengan totak faktornya.
Tabel
3 : Korelasi Antarfaktor Skala Kecerdasan Emosional
Faktor
|
F1
|
F2
|
F3
|
F4
|
F5
|
F tot
|
Mengenali
Emosi
|
1000
|
762
|
778
|
545
|
499
|
851
|
Mengelola
emosi
|
762
|
1000
|
842
|
538
|
509
|
878
|
Memotivasi
diri sendiri
|
778
|
842
|
1000
|
554
|
552
|
898
|
Mengenal
emosi orang lain
|
545
|
538
|
554
|
1000
|
754
|
796
|
Membina
hubungan
|
499
|
509
|
552
|
754
|
1000
|
778
|
Total
|
851
|
878
|
898
|
796
|
778
|
1000
|
Pembahasan
:
Berdasarkan
dari latar belakang penelitian dan teori yang digunakan untuk mengetahui apakah
ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar
siswa kelas II SMAN 2 Mataram, maka dapat dibuktikan bahwa ada hubungan antara
keduanya.
Melalui
uji statistik yang dilakukan, dapat diketahui bahwa setinggi-tingginya IQ
menyumbang sekitar 20% bagi kesuksesan seseorang dan 80% diisi dengan kekuatan
lain yang menurut Daniel Goleman salah satunya adalah kecerdasan emosional.
Dari
hasil skala kecerdasan emosional dengan pernyataan sebanyak 85 item yang
disusun berdasarkan skala likert yang dimodivikasi dengan alternatif jawaban,
yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju. Cara penilaian
dengan memberikan nilai antara satu sampai empat berdasarkan kriteria
pernyataan favorabel dan unfavorabel.
Berdasarkan
analisis data penelitian menunjukan korelasi ( rxy ) sebesar 0,248
dengan p = 0.002 < 0.05 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Hal tersebut
menunjukan bahwa ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi
belajar siswa pada siswa kelas II SMAN 2 Mataram.
Prestasi belajar
biasanya ditunjukan dalam bentuk huruf atau angka, yang tinggi rendahnya
menunjukan seberapa jauh siswa telah menguasai bahan yang telah
diberikan, tetapi hal tersebut sudah tidak dapat diterima lagi karena hasil
rapor tidak hanya menunjukan seberapa jauh siswa telah menguasai materi
pelajaran yang telah diberikan. Prestasi belajar juga dipengaruhi
oleh perilaku siswa, kerajinan, dan keterampilan atau sikap tertentu yang
dimiliki siswa tersebut, yang dapat diukur dengan standar nilai tertentu oleh
guru yang bersangkutan agar mendekati nilai rata-rata.
Maka
dapat kami simpulkan, bahwa antara kecerdasan intelektual dan kecerdasa
emosional tidak dapat dipisahkan karena saling keterkaitan dan kesinambungan.
Begitu juga prestasi belajar yang baik apabila dibentuk dan diperoleh dari IQ
dan EQ yang berfungsi secara bersamaan dalam kehidupannya. Melalui bukti-bukti
dan contoh kejadian yang sudah di jabarkan tadi sekiranya bisa menjadi bukti
untuk direlisasikan dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam pendidikan
kehidupan pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar