Kamis, 17 November 2016

Perbedaan Metode Kerja Kelompok Dan Pemberian Tugas Individu Terhadap Hasil Belajar

Perbedaan Metode Kerja Kelompok Dan Pemberian Tugas Individu Terhadap Hasil Belajar

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah sebuah sistem yang didalamnya tercakup berbagai komponen atau subsistem yang memiliki hubungan antara komponen yang satu dengan yang lainnya yang bersifat fungsional. Keberhasilan pendidikan ditentukan oleh fungsi masing-masing subsistem pendidikan.



A.    VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
1.      Variabel Penelitian
Penelitian eksperimen ini melibatkan beberapa variabel yang dapat dikelompokkan sebagai berikut.
a. Variabel Terikat ( Y )
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa.
b. Variabel Bebas ( X )
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode kerja kelompok (X1)yang dikenakan pada kelompok eksperimen, sedangkan kelompok control menggunakan metode penugasan (X2).
c. Variabel Moderator
Variabel moderator dalam penelitian ini adalah penalaran formal siswa. Penggunaan penalaran formal sebagai variabel moderator dimaksudkan untuk menganalisis efek lugas (simple effect)
2.      Definisi Operasional
Untuk menggambarkan secara lebih operasional variabel dalam penelitian ini, berikut dikemukakan definisi operasional masing-masing variabel tersebut.
a.       Metode kerja kelompok
Metode kerja kelompok adalah metode mengajar dengan mengkondisikan peserta didik dalam suatu grup atau kelompok sebagai satu kesatuan dan diberikan tugas untuk dibahas dalam kelompok tersebut.

b.       Metode Penugasan
Model belajar konstruktivis adalah model belajar yang titik tolaknya didasarkan pada konsepsi yang dimiliki oleh siswa (prior knowledge). Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan mengadakan konflik kognitif dan diskusi kelas untuk mereduksi miskonsepsi yang muncul pada siswa.
c.        Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004 : 22).

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.
B.     RANCANGAN PENELITIAN
Rancangan eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non Random Pre-tes Post-test Control Group. Dalam rancangan ini, pengambilan subyek tidak dilakukan secara rambang. Rancangan ini dipilih karena selama eksperimen tidak memungkinkan untuk mengubah kelas yang telah ada. Pra tes digunakan untuk menyetarakan pengetahuan awal kedua kelompok sedangkan post tes digunakan untuk mengukur miskonsepsi siswa setelah diberi perlakuan (Campbell 1966 : 47).
A.    Rancangan eksperimennya disajikan pada tabel 3.2 berikut.
Kelompok
Pra Tes
Treatment
Post Tes
Eksperimen
T1
X
T2
Kontrol
T1
0
T2
Keterangan : X =                    T2 = post tes (tes diagnostik)

Rancangan analisis penelitian ini adalah rancangan faktorial 2X2. Faktor pemilahnya adalah variabel moderator penalaran formal siswa. Pemilahan dibagi atas dua tingkatan yaitu penalaran formal di atas rata-rata kelompok (27 % dari atas) dan di bawah rata-rata kelompok (27 % dari bawah ) setelah data diurutkan dari yang paling besar ke yang paling kecil.
C.    METODE PENGUMPULAN DATA DAN INSTRUMEN
Dalam penelitian ini digunakan enam macam instrumen yang meliputi : a) instrumen yang berfungsi sebagai pendukung pembelajaran dalam kelas yaitu guru kelas, satuan pelajaran dan modul strategi pengubahan konsepsi, (b) instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel moderator yaitu tes penalaran formal, dan (c) instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel terikat yaitu tes diagnostik dan pedoman interview klinis siswa.

a.         Modul Strategi Pengubahan Miskonsepsi

Modul ini adalah modul kecil yang terdiri dari uraian materi yang memuat konsep-konsep esensial yang mengacu pada konsepsi awal siswa yang telah dijaring sebelum pembelajaran dilaksanakan.

b.        Tes Diagnostik
Tes diagnostik ini disusun oleh peneliti dengan berpedoman pada Kurikulum Berbasis Kompetensi mata pejaran matematika tahun 2001 dari Pusat Kurikulum. Tipe soal adalah pilihan ganda. Tes ini digunakan sebagai tes awal untuk melihat prior knowledge siswa dan tes akhir untuk mengetahui perbedaan miskonsepsi kelompok kontrol dan eksperimen. Melalui alat ini diharapkan dapat mengungkapkan data penguasaan siswa terhadap konsep-konsep matematika untuk pokok bahasan tekanan. Ranah kognitif yang diukur mengikuti taksonomi Bloom yang meliputi ingatan (c1), pemahaman (c2) dan aplikasi (c3). Untuk menjamin validitas isi (content validity) dilakukan dengan menyusun kisi-kisi soal, sehingga akan tersusun secara proporsional

Dimana : Xp = rata-rata skor testi yang menjawab
Xt = rata-rata skor total untuk semua testi
st = simpangan baku skor total setiap testi
p = proporsi testi yang dapat menjawab benar butir soal yang
bersangkutan
 (Guilford, 1973 : 416)
Dimana : k = banyaknya butir soal
p = proporsi peserta tes yang menjawab dengan benar.
q = 1 – p
Untuk menganalisis daya beda butir soal digunakan rumus :
Dimana :
ULI = Upper Low Indek
Ru = Banyaknya subyek kelompok atas yang menjawab benar
RL = Banyaknya subyek kelompok bawah yang menjawab benar
f = Banyaknya masing-masing golongan
Kriteria : daya beda yang baik berkisar antara 0.4 – 0.8
Sedangkan untuk uji tingkat kesukaran dicari dengan rumus :
dimana :
DK = derajat kesukaran
nL = jumlah kelompok bawah
nH = jumlah kelompok atas
Kriteria : tingkat kesukaran yang baik berkisar antara 25% – 75%

c.     Tes Penalaran Formal
Seperti yang telah dikemukakan bahwa penalaran formal siswa adalah kapasitas siswa untuk melakukan operasi-operasi formal yang meliputi : berpikir kombinatorial, berpikir proporsi, berpikir koordinasi, berpikir keseimbangan mekanik, berpikir probabilitas, berpikir korelasi, berpikir kompensasi dan berpikir konservasi.
Sebelum instrumen ini digunakan maka diteliti dulu kualitasnya melalui uji coba.
 (Sutrino Hadi, 1991:38)
Dimana : Xp = rata-rata skor testi yang menjawab benar
Xt = rata-rata skor total untuk semua testi
st = simpangan baku skor total setiap testi
p = proporsi testi yang dapat menjawab benar butir soal yang
6. Pedoman interview klinis siswa
Pedoman ini dibuat untuk menjaring konsepsi awal siswa berkaitan dg pokok bahasan tekanan secara lebih mendalam. Pedoman interview klinis ini dilaksanakan setelah diadakan pra tes tetapi sebelum pembelajaran dilaksanakan.
Langkah-langkah dalam pelaksanaan interview klinis ini dengan memanggil secara random 5 orang siswa pada kelas eksperimen untuk diwawancarai secara mendalam berkaitan dengan pengetahuan awal yang telah dimilikinya.
Pelaksanaan interview klinis ini tidak dilaksanakan di kelas tetapi menggunakan ruangan khusus agar siswa memberikan jawaban secara lugas dan terbuka.


D.    METODE ANALISIS DATA
1.      Uji Prasyaratan Analisis
Uji normalitas dilakukan terhadap data miskonsepsi yang diberikan metode pembelajaran konstruktivis baik secara keseluruhan maupun berdasarkan penalaran siswa. Uji normalitas data tersebut menggunakan uji Lilliefors terhadap enam kelompok data.

Kelompok pertama adalah data miskonsepsi siswa dengan yang mengikuti model konstruktivis. Kelompok kedua, data miskonsepsi yang memiliki penalaran formal tinggi yang mengikuti model konstruktivis.

Untuk menguji homogenitas varian antar kelompok digunakan uji Bartlett. Uji Bartlett dilakukan terhadap empat kelompok data. Kiteria pengujian varians homogeny jika c2 hitung < c2 tabel pada taraf signifikansi 5 % dengan derajat kebebasan (k – 1). ( Sujana , 1982 : 262).
Ringkasan uji Bartlett disajikan pada tabel 3.6.

1.    Validitas butir diperoleh dengan :
N : Jumlah respondenorelasi product moment yaitu :
X : Skor per-butir
Y : Skor Total
rxy : Koefisien korelasi butir soal
Jika rxy > rtabel  maka soal tersebut valid (Arikunto, 2002:72).
2.    Reliabilitas instrumen diketahui dengan metode belah dua ganjil genap atau awal akhir

dengan ∑p.q adalah jumlah proporsi benar kali proporsi salah dan Vt adalah varians total.
Jika r11> rtabel  maka soal tersebut reliabel (Arikunto, 1998:182).
P = tingkat kesukaran
B = banyaknya jawaban yang sukar
JS = banyaknya siswa siswa tes
Klasifikasi indeks kesukaran soal (Arikunto, 2002:210) adalah :
- Soal dengan P = 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar.
- Soal dengan P = 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang.
- Soal dengan P = 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah.
3.    Daya pembeda soal, angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D)

D  = daya beda soal
JA = banyaknya siswa kelompok atas
JB  = banyaknya siswa kelompok bawah
BA = banyaknya siswa yang menjawab benar
BB = banyaknya siswa yang menjawab salah
PA  = proporsi jawaban benar dari kelompok atas
PB = proporsi jawaban benar dari kel. bawah
Kalsifikasi D :
0,00 < D < 0,20 maka daya bedanya jelek.
0,21 < D < 0,40 maka daya bedanya cukup.
0,41 < D < 0,70 maka daya bedanya baik.
0,71 < D < 1,00 maka daya bedanya baik sekali.
Apabila nilai D negatif semuanya maka tidak baik. Jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja. (Arikunto, 2002:218).

A.     Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini yaitu merupakan tahap analisis data untuk menguji hipotesis penelitian.
1.  Analisis Data
 χ2 = harga Chi-kuadrat
Oi = frekuensi observasi
Ei  = frekuensi harapan
k   = banyaknya kelas interval
Kriteria pengujian, jika  χ2 hitung    ≤  χ2 tabel dengan dk = k – 1, maka data berdistribusi normal (Sudjana, 1996:273).
Dalam melakukan uji Chi-kuadrat dilakukan langkah-langkah :
1.  Mengelompokkan data dari hasil ulangan akhir semester dalam bentuk data interval yaitu dengan cara :
a)    Menentukan rentang yaitu selisih data terbesar dengan data terkecil.
dengan data terkecil atau nilai data yang lebih kecil dari niai data terkecil, tetapi selisihnya harus kurang dari panjang kelas.
2.   Menentukan simpangan baku dari data interval dengan persamaan
b.  Uji homogenitas populasi
1 mata pelajaran matematika. 1996:261). Langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut :
1.
Perlu diketahui bahwa tidak ada satu metode pun yang dianggap paling baik diantara metode-metode yang lain. Tiap metode mempunyai karakteristik tertentu dengan segala kelebihan dan kelemahan Masing-masing. Suatu metode mungkin baik untuk suatu tujuan tertentu tapi mungkin tidak tepat untuk situasi yang lain.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar