Kamis, 17 November 2016

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMAN 2 MATARAM

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMAN 2 MATARAM

A.      PRESTASI BELAJAR
Prestasi  belajar adalah hasil yang dicapai seorang siswa dalam usaha belajar nya sebagaimana dicantumkan dalam nilai rapor. Melalui prestasi belajar, siswa dapat mengetahui kemajuan-kemajuan yang telah dicapai dalam belajar.
Banyak orang berpendapat untuk meraih prestasi yang tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki  Intelligence Quotient (IQ) yang juga tinggi. Hal ini karena inteligensi merupakan bekal potensial yang akan memudahkan dalam belajar. Hakikat inteligensi adalah kemampuan untuk menetapkan dan mempertahankan suatu tujuan, dan untuk menilai keadaan diri sendiri  secara kritis dan objektif.
Dalam kenyataannya, ada siswa yang mempunyai inteligensi tinggi, tetapi memperoleh prestasi belajarnya yang relatif rendah. Sebaliknya, ada siswa yang walaupun kemampuan inteligensinya rendah, dapat meraih prestasi belajar yang relatif tinggi. Itu sebabnya inteligensi bukan merupakan satu-satunya faktor yang  menentukan keberhasilan seseorang, Karena ada faktor lain yang mempengaruhinya.Kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor kekuatan-kekuatan lain, diantaranya kecerdasan emosional (EQ), yakni kemampuan memotivasi dir sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur suasana hati (mood), berempati serta bekerjasama.

B.        KECERDASAN EMOSIONAL
       Pengertian
Salovey dan Mayer mendefinisikan kecerdasan emosional atau EQ sebagai: “ Himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan sosial yang melibatkan kemampuan pada orang lain, memilah-milah semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan.”
Kecerdasan emosional sangat dipengaruhi oleh lingkungan, tidak bersifat menetap, dapat berubah-ubah setiap saat. Untuk itu, peranan lingkungan terutama orang tua pada masa kanak-kanak sangat mempengaruhi dalam pembentukan kecerdasan emosional. Keterampilan EQ bukanlah lawan keterampilan IQ, namun keduanya berinteraksi secara dinamis, baik pada tingkat konseptual maupun di dunia nyata. 

 Gardner mendefinisikan kecerdasan pribadi dalam lima kemampuan utama, yaitu:
1.         Mengenali Emosi Diri
Para ahli menyebutkan kesadaran diri sebagai metamood, yakni kesadaran seseorang akan emosinya sendiri. Kesadaran ini berupa waspada terhadap suasana hati maupun pikiran tentang suasana hati. Apabila kurang, maka individu menjadi larut dalam aliran dan dikuasai oleh emosi. Kesadaran ini belum menjamin penguasaan emosi, namun merupakan salah satu prasyarat penting untuk mengendalikan emosi.
2.         Mengelola Emosi
Mengelola emosi merupakan suatu kemampuan dalam menangani perasaan agar dapat terungkap dengan tepat atau selaras sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu. Emosi  berlebihan yang meningkat dengan intensitas terlampau lama akan mengoyak kestabilan kita. Kemampuan ini mencakup kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan akibat -akibat yang ditimbulkannya serta kemampuan untuk bangkit dari perasaan-perasaan yang menekan.

C.       KETERIKATAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMA.
Banyak usaha yang dilakukan oleh para siswa untuk meraih prestasi belajar  agar menjadi yang terbaik, seperti mengikuti bimbingan belajar. Usaha ini positif, namun masih banyak dalam mencapai keberhasilan selain kecerdasan intelektual, faktor tersebut adalah kecerdasan emosional..
            
         Pada penelitian, buku ini menggunakan sampel SMAN 2 Mataram, yang berkategori sekolah favorit di NTB, berdasarkan nilai rata-rata rapor tahun pelajaran 2006-2007.
D.      METODE PENELITIAN
a.         Metode Pengumpulan Sampel
Untuk prosedur  pengambilan sampel dengan metode proporsional random sampling dipergunakan rumus sebagai berikut:
Ni =
Keterangan :
ni : jumlah sampel per sub populasi
Ni : total sub populasi
N : total populasi
n : Besarnya sampel
Berdasarkan kriteria sampel di atas maka diperoleh distribusi sampling sebagai berikut:
Tabel 1 : Disrtibusi Sampling
Kelas
2A
2B
2C
2D
2E
2F
Jumlah
Populasi
40
42
40
38
42
38
240
Sampel
25
26
25
23
26
23
148

b.         Metode Pengumpulan Data
Metode yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah dengan menggunakan metode skala, yaitu suatu metode pengambilan data di mana data-data yang di perlukan dalam penelitian diperoleh melalui pernyatan atau pertanyaan tertulis yang diajukan responden mengenai suatu hal yang di sajikan dalam bentuk suatu daftar pertanyaan, dengan menggunakan skala kecerdasan emosional dan metode dokumentasi.


1.      Skala Kecerdasan Emosional
Skala kecerdasan emosional terdiri dari aspek mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri,  mengenali emosi orang lain (empati), bekerjasama dengan orang lain yang berguna untuk mengukur sejauh mana kecerdasan emosional dipahami kelas 2 Mataram.

Tabel 2 : Blue print Skala kecerdasan Emosional
No
Faktor
Indikator
Nomor Item
?
Favorable
Unfavorable
1
Mengenali Emosi diri
a.   Mengenali dan memahami emosi diri
1,14,21,25,39
6,45,55,65,67
10
b.   Memahami penyebab timbulnya emosi
2,3,38,46,72
28,68,77,83,94
10
2
Mengelola Emosi
a.  Mengendalikan emosi
15,22,34,40,51
7,56,62,66,78
10
b.  mengekspresikan emosi dengan tepat
4,8,16,47,84
29,69,73,79,89
10
3
Memotivasi diri sendiri
a. Optimis
5,17,41,87,90
35,57,61,95,97
10
b. Dorongan berprestasi
9,18,58,74,80
26,30,42,48,70
10
4
Mengenali Emosi orang lain
a. Peka terhadap perasaan orang lain
10,27,31,42,81
12,36,63,85,91
10
b. mendengarkan masalah orang lain
59,75,92,96,98
11,23,43,49,100
10
5
Membina Hubungan
a. Dapat bekerja sama
32,53,71,76,88
12,20,37,93,99
10
b. Dapat berkomunikasi
13,24,60,64,86
33,44,50,54,82
10
Total
100
2.     
Teknik  pengumpulan data terhadap prestasi belajar ini adalah dengan mengambil data yang sudah tersedia, yaitu nilai IP (indeks prestasi) pada semester satu sebagai objek penelitian yang merupakan hasil penelitian oleh pihak akademis. Data dari prestasi belajar ini dikumpulkan dengan cara melihat hasi rapor semester  1 dari seluruh subjek penelitian. Mata pelajaran kelas II, yaitu pendidikan Agama,PPKN, Bahasa dan Sastra Indonesia, Sejarah Nasional dan Sejarah Umum, Bahasa Inggris, Pendidikan jasmani dan kesehatan, Matematika, Kimia, Biologi, Ekonomi, Sosiologi, dan Geografi.
3.      Analisis Korelasi Antarfaktor
Korelasi antarfaktor dilakukan dengan mengkorelasikan setiap faktor dengan faktor lainnya dan dengan totak faktornya.

Tabel 3 : Korelasi Antarfaktor Skala Kecerdasan Emosional
Faktor
F1
F2
F3
F4
F5
F tot
      Mengenali Emosi
1000
762
778
545
499
851
      Mengelola emosi
762
1000
842
538
509
878
      Memotivasi diri sendiri
778
842
1000
554
552
898
      Mengenal emosi orang lain
545
538
554
1000
754
796
      Membina hubungan
499
509
552
754
1000
778
 Total
851
878
898
796
778
1000

Pembahasan :
Berdasarkan dari latar belakang penelitian dan teori yang digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi  belajar siswa kelas II SMAN 2 Mataram, maka dapat dibuktikan bahwa ada hubungan antara keduanya.
Melalui uji statistik yang dilakukan, dapat diketahui bahwa setinggi-tingginya IQ menyumbang sekitar 20% bagi kesuksesan seseorang dan 80% diisi dengan kekuatan lain yang menurut Daniel Goleman salah satunya adalah kecerdasan emosional.
Dari hasil skala kecerdasan emosional dengan pernyataan sebanyak 85 item yang disusun berdasarkan skala likert yang dimodivikasi dengan alternatif jawaban, yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju. Cara penilaian dengan memberikan nilai antara satu sampai empat berdasarkan kriteria pernyataan favorabel dan unfavorabel.
Berdasarkan analisis data penelitian menunjukan korelasi ( rxy ) sebesar  0,248 dengan p = 0.002 < 0.05 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Hal tersebut menunjukan bahwa ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan  prestasi belajar siswa pada siswa kelas II SMAN 2 Mataram.
Prestasi  belajar biasanya ditunjukan dalam bentuk huruf atau angka, yang tinggi rendahnya menunjukan seberapa jauh siswa telah  menguasai bahan yang telah diberikan, tetapi hal tersebut sudah tidak dapat diterima lagi karena hasil rapor tidak hanya menunjukan seberapa jauh siswa telah menguasai materi pelajaran  yang telah diberikan. Prestasi belajar juga dipengaruhi oleh perilaku siswa, kerajinan, dan keterampilan atau sikap tertentu yang dimiliki siswa tersebut, yang dapat diukur dengan standar nilai tertentu oleh guru yang bersangkutan agar mendekati nilai rata-rata.
 Maka dapat kami simpulkan, bahwa antara kecerdasan intelektual dan kecerdasa emosional tidak dapat dipisahkan karena saling keterkaitan dan kesinambungan. Begitu juga prestasi belajar yang baik apabila dibentuk dan diperoleh dari IQ dan EQ yang berfungsi secara bersamaan dalam kehidupannya. Melalui bukti-bukti dan contoh kejadian yang sudah di jabarkan tadi sekiranya bisa menjadi bukti untuk direlisasikan dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam pendidikan kehidupan pendidikan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar