DAMPAK
KABUT ASAP TERHADAP KEHIDUPAN MANUSIA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Setiap musim kemarau masyarakat selalu mendapat gangguan dari asap.
terutama di Kalimantan barat akan diliputi asap kabut pekat . Jarak pandang terganggu, aktivitas sosial
dan ekonomi juga terganggu. Di laut lepas maupun di sejumlah sungai yang padat
transportasi air menjadi sangat rawan kecelakaan. Sejumlah bandara sesekali
tutup karena jarak pandang tak mencukupi untuk keselamatan penerbangan.
Masalah ini selalu berulang, tetapi tidak
ada penyelesaian yang permanen. Padahal penyebabnya salah satunya yakni Kebakaran hutan. Hal itu dilakukan oleh
pemilik hak pengusahaan hutan (HPH) maupun oleh petani tradisional. Motifnya
adalah untuk membuka lahan perkebunan baru maupun untuk lahan pertanian baru.
Membuka lahan baru dengan membakar adalah cara yang paling hemat dan cepat.
Masyarakat seakan sudah terbiasa terhadap semua persoalan. Sebagian masyarakat
tidak cukup punya kepedulian terhadap dampak kerusakan alam, hilangnya habitat
flora dan flauna, maupun punahnya sejumlah spesies tumbuhan maupun binatang.
Secara ekonomi juga sangat merugikan karena terganggunya aktivitas sosial dan
ekonomi maupun akibat kerusakan alamnya. Kesehatan warga yang terganggu tak
pernah masuk dalam hitungan. Musibah asap ini terus berulang setiap musim
kemarau. Hingga saat ini seperti tidak ada jalan keluar yang bisa mengatasi
musibah rutin tersebut. Tiap tahun terjadi banjir titik api kebakaran hutan. Di
Kalimantan Barat sendiri Laporan menebalnya kabut asap datang dari Singkawang,
Sambas, Ketapang, Kabupaten Pontianak , dan kabupaten Kubu Raya.
Dampak yang ditimbulkan dari kabut asap ini
sangat besar dan meliputi berbagai aspek kehidupan. Untuk itu perlu dilakukan
penanganan yang lebih optimal agar bencana ini tidak terulang dikemudian hari.
Oleh karena itu penulis akan mencoba untuk membahas beberapa aspek dari kabut
asap yang terjadi selama ini. Agar kita semua dapat memahami atau setidaknya
mengetahui apa dan bagaimana sebaiknya kita dalam menghadapai bahaya kabut
asap.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa saja penyebab kabut asap di Kalimantan barat?
2.
Bagaimana proses terjadinya kabut asap ?
3.
Apa saja dampak dari musibah kabut asap?
4.
Bagaimana upaya penanggulangan kabut asap?
C.
TUJUAN DAN MANFAAT
1. Tujuan Umum
Adapun
tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah agar mahasiswa memiliki
pemahaman yang baik mengenai aspek-aspek dari kabut asap yang terjadi di
Kalimantan Barat
2. Tujuan Khusus
Adapun
tujuan khusus dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah :
a. Agar mahasiswa dapat mengetahui
sejauh mana musibah kabut asap yang terjadi di Indonesia terutama di Kalimantan
barat
b. Agar mahasiswa mengetahui penyebab dan
proses terjadinya kabut asap
c. Agar mahasiswa dapat mengetahui
dampak dari bencana kabut asap
d. Agar mahasiswa dapat mengetahui upaya
penanggulangan kabut asap
3.
Manfaat
Karya tulis
ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan
pemahaman yang baik mengenai aspek-aspek dari kabut asap yang terjadi di
Indonesia maupun di Kalimantan Barat khususnya.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Pencemaran Udara
Arsyad ( dalam Egy, dkk, 2010: 20) menyatakan
bahwa :
Manusia dalam beraktivitas menghasilkan emisi
pencemar yang dilepas ke udara. Semakin meningkat jumlah aktivitas yang
dilakukan serta waktu yang dipakai untuk melakukan aktivitas tersebut, maka
jumlah emisi pencemar yang dikeluarkan ke udara pun semakin meningkat. Udara
sebagai kebutuhan pokok manusia dan makhluk hidup lainnya sangat berbahaya jika
sudah tercemar oleh berbagai zat berbahaya. Akibat yang ditimbulkan
bermacam-macam mulai dari gangguan pernapasan sampai kanker jika menghirup
zat-zat tertentu dalam jangka waktu lama.
1. Sumber Bergerak , Kegiatan transportasi baik di darat, air maupun
udara.
2. Sumber Tidak Bergerak
a. Industri
, Jenis zat pencemar utama yang dihasilkan oleh industri adalah PM10 dan
Sox.
b. Pembangkitan
tenaga listrik, menghasilkan polusi paling besar
c. Kebakaran
hutan , Jenis pencemar yang dominan yang dihasilkan yaitu CO.
d. Pembakaran
sampah , Jenis pencemar yang dihasilkan ketika sampah dibakar, zat pencemar
yang dikeluarkan adalah partikel debu halus (PM10). Pembakaran sampah plastic
menghasilkan dioksin.
Sumber dalam
ruangan : Kegiatan rumah tangga dan Asap Rokok. Sumber pencemaran alami yaitu: Meletusnya gunung
berapi dan Proses pembusukan
mahluk hidup .
B. Kabut Asap dan Kebakaran
Hutan
Kabut asap yang
terjadi disebabkan oleh banyak faktor antara lain kebakaran hutan, polusi
kendaraan bermotor, pabrik, letusan gunung berapi, pembakaran sampah rumah
tangga, yang paling
dominan adalah kebakaran hutan. Kebakaran hutan dan lahan yang terdeteksi oleh
satelit dinamai Hot Spot (titik panas). Menurut data Dinas Kuhutanan Kalimantan
Barat terdapat sebanyak 929. Jumlah itu tersebar di 11 kabupaten/kota. Sintang
6 titik, Sekadau 1 titik, Sanggau 69 titik, Sambas 209 titik, Kabupaten
Pontianak 210 titik, Melawi 19 titik, Landak 46 titik, Ketapang 215 titik,
Kapuas Hulu 63 titik, Singkawang 1 titik, dan Bengkayang 26.
C. Penyebab Kebakaran Hutan
Ada banyak alasan yang dikemukakan. Ani (2003:33) mengungkapkan bahwa , “Ada budaya instan di tengah masyarakat yang serba
mau cepat, budaya
instan itu menginginkan
pembersihan ladang yang serba cepat.”
D. Dampak Kabut Asap
1. Kesehatan
Asap akibat kebakaran hutan telah meningkatkan kasus
ISPA, jumlah kasus ISPA
di Pontianak meningkat dari 1.286 kasus menjadi 1.928.
2. Ekonomi
Kabut
asap juga dapat mengganggu sektor ekonomi. Jarak pandang yang terbatas
menganggu aktivitas penerbangan dan pelayaran.
3. Hubungan Internasional
Kabut asap yang terjadi akibat kebakaran hutan juga
melanda negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Negara-negara tersebut
melayangkan protes ke negara kita atas kabut asap yang mereka terima. Jika
dibiarkan maka hubungan baik itu bisa terganggu.
4. Pertanian
Asap tebal mulai mengancam sektor pertanian.
Tebalnya kabut asap dikhawatirkan dapat mengganggu produktivitas tanaman padi
dan jagung.
5. Sosial Budaya
Aktivitas
sehari sehari yang terganggu akibat kabut asap bisa menyebabkan hubungan sosial
menjadi terganggu. Aktivitas anak yang bermain terganggu. Sekolah juga
banyak yang diliburkan karena khawatir siswa mereka terkena dampak asap berupa
ISPA dan sakit mata.
E. Penanggulangan Kabut Asap
Beberapa langakah
penanggulangan kabut asap yang dapat dilakukan antara lain :
1. Komitmen dari pemerintah
Masalah
kabut asap tak terlepas dari kebakaran
hutan yang terjadi merupakan dampak dari izin HPH yang diberikan kepada
pengusaha. Aryani (2013:6) mengatakan bahwa. “Pemerintah diharapkan dapat lebih selektif dalam
memberikan izin HPH kepada pengusaha. Pengusaha yang diberikan izin diwajibkan
untuk tidak membuka lahan dengan membakar hutan.” Jika ada komitmen kuat maka kabut asap akan segara teratasi.
2. Kesadaran masyarakat
Masyarakat
hendaknya memiliki kesadaran yang kuat untuk tidak membuka lahan pertanian
dengan membakar hutan. “Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat ini perlu
dilakukan penyuluhan tentang bahaya kebakaran hutan kepada masyarakat.
Masyarakat yang membakar hutan hendaknya diingatkan untuk menjaga lahan yang dibakarnya”. (Dendy Sugono,
2004:23) Masyarakat juga diharapkan
melaporkan jika terjadi kebakaran hutan.
3. Pengawasan Bersama
Pengawasan bersama
perlu dilakukan antara pemerintah dengan masyarakat. Perlu bentuk sistem
kewaspadaan kebakaran hutan yang selalau siap mengawasi setiap hutan yang
terbakar. Pemerintah dapat mengoptimalkan peran polisi kehutanan dalam
mengawasi hutan.
Kesimpulan
Bencana
kebakaran kabut asap yang terjadi sungguh meresahkan kita semua. Bencana kabut
asap disebabkan oleh berbagai faktor antara lain kebakaran hutan, asap
kendaraan bermotor, polusi pabrik, asap rokok dan lain sebagainya. Dampak yang
ditimbulkan dari kabut asap ini sangat luas mulai dari aspek kesehatan,
ekonomi, sosial budaya, hubungan internasional dan lain sebagainya. Kandungan
yang terdapat pada kabut asap yang berasal dari pembakaran huta sangat
berbahaya bagi kesehatan. Karena besarnya dampak yang ditimbulkan tersebut maka
perlu langkah yang serius dalam penanganan masalah kabut asap ini. Penanganan
bencana kabut asap ini perlu komitmen yang kuat dari semua pihak. Penanganan
meliputi aspek kebijakan, kesadaran masyarakat, sistem pengawasan dan dana yang
memadai. Sehingga diharapkan dikedian hari bencana ini tidak terulang.